EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM BEDASARKAN METODE GYSSENS DI RUMAH SAKIT ISLAM KUDUS

DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v6i2.210

Heni Setyoningsih(1*), Gendis Purno Yudanti(2), Kadar Ismah(3), Yanulia Handayani(4), Hidayah Nurun Nida(5)

(1) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(2) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(3) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(4) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(5) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(*) Corresponding Author

Abstract


Ulkus diabetikum merupakan komplikasi kronik dari penyakit diabetes melitus.Ulkus diabetikum terjadi karena gangguan neuropati yang menyebabkan penyimpitan dan penyumbatan pemmbuluh darah parifer tungkai bawah, khususnya kaki akibat kadar gula darah yang tinggi. Penatalaksanaan terapi farmakologis pada pasien dengan ulkus diabetikum salah satunya menggunakan antibiotik untuk mencegah amputasi. Maka dibutuhkan penggunaan antibiotik yang rasional agar tujuan terapi tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan kerasionalan penggunaan antibiotik dengan metode Gyssens pada pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum di Rumah Sakit Islam Kudus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional. Pengambilan data didapatkan dari medication record pasien yang berisi identitas pasien dan catatan pengobatan pasien. Data yang telah didapatkan kemudian di analisa kerasionalan nya menggunakan metode Gyssens selanjutnya diuji dengan SPSS 16 menggunakan uji frequencies. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pasien diabetes melitus dengan ulkus diabetikum paling banyak jenis kelamin perempuan (65%), usia 45-60 (60%), dan  kategori DM yaitu DM tipe 2 (98%). Antibiotik tunggal paling banyak yaitu ceftriaxone (27%) sedangkan antibiotik kombinasi yang paling banyak digunakan Cefotaxime dan Metronidazol (11%). Hasil analisis metode Gyssens diperoleh 0 peresepan antibiotik termasuk kategori data lengkap, 3 kategori peresepan antibiotik tanpa indikasi, 13 kategori ada pilihan antibiotik yang lebih murah, 32 peresepan antibiotik terlalu lama dan singkat, 1 kategori peresepan antibiotik tidak tepat dosis, interval, rute pemberian, 0 waktu pemberian tidak tepat, 6 penggunaan antibiotik tepat.


Keywords


Antibiotik; Ulkus Diabetikum; Metode Gyssens

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract viewed : 712 times | PDF files downloaded : 2214 times

References


ADA (American Diabetes Association). (2014). Standartds of Medical Care in diabetes 2014. Diabetes Care, 37(1). Pp. S14-S80.

Asmarani, Tahir, A, C., & Adryam, A. (2017). Analisis Faktor Resiko Obesitas dan Hipertensi dengan Kejadian Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah sakit Umum Daerah Kota Kendari. Jurnal Universitas halu Oleo, Volume 4 Nomer 2 bulan April 2017.

BNF. (2015). British National Formulary. London: BMJ Group.

BPOM RI. (2015). Informatorium Obat Nasional Indonesia (IONI), Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta, Pp. 769-770.

Cipolle, RJ., Strand, L. M., Morley, P, C. (2014). Pharmceutical Care Pracice The Clinician’s Guide, Mc Graw-Hill, New York.

Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. (2011). Pedoman Pelayanan Kefarmasian untuk Terapi Antibiotik. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta.

Fitria, E., Nur, A., Marissa, N., & Nur, & R. (2017). Karakteristik Ulkus Diabetikum pada Penderita Diabetes Melitus di RSUD. Bulletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No.3, September 2017: 153-160, 153-160.

Fortuna, S. (2016). Studi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Diabetes Melitus Dengan Ulkus dan Gangren. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, 50- 62.

Gyssens, IC, Geerligs IE, Nannini, Bergman. MG. (2010). Optimizing the timing of antimicrobial prophylaxis in surgery; an intervention study.J Antimicrobial Chemother, 1996 ; 38 : 301-8

Hidayah, A. (2012). TingkatPengetahuan Pasien Diabetes Mellitus Tentang Resiko Terjadinya Ulkus Kaki Diabetes Di Poli klinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan.Medan: Universitas Sumatera Utara.

IDF (International Diabetes Federation). (2017) .Diabetes Atlas Seventh Edition 2017. Dunia: IDF.

Katzung, G. Betram. (2010). Farmakologi dasar dan Klinik, Edisi 10. Jakarta: Salemba Medika

Kahuripan A, Andrajati R, Syafridani T. (2010) Analisis pemberian antibiotik berdasarkan hasil uji sensitivitas terhadap pencapaian clinical outcome pasien infeksi ulkus diabetik di RSUD DR. H. abdul Moeloek Lampung. Majalah IImu Kefarmasian.6(2): 75-87.

Kemenkes, R. (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes, RI.(2011). Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi Antibiotik. Jakarta: Kemenkes RI.

Kemenkes, RI. (2011). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik. Jakarta: Kemenkes RI

Meidikayanti, W., & Umbul, W, C. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Pademawu. Jurnal Berkala Epidemologi, Volume 5 Nomor 2, Mei 2017, hlm. 240-252

Langi, Y. A. (2011). Penatalaksanaan Ulkus Diabetes Secara Terpadu. Jurnal Biomedik, Volume 3, Nomor 2, hlm. 95-101.

Lipsky, Benjamin A. (2012). Infectious Diseases Society of America Clinical Practice Guildeline for the Diagnosis and Treatment of Diabetic Foot Infections. Washington: Oxford University Press on behalf of the Infectious Diseases Society of America 2012.

Masturoh, I., & Anggita, T. N., (2018). Metodiologi Penelitian Kesehatan. Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Jakarta.

Medscape, (2020) http//Medscape.2020

Mustafa, Irawan A. Hi.; Purnomo Windhu; & W. Chatarina Umbul.(2016). Jurnal Wijaya, Vol.3 No 1.

Notoadmodjo S.(2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Bada penerbit IDIA

Sari O, Almasdy D, Fatimah A. (2018). Evaluasi Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Ulkus Diabetikum di Instalansi rawat Inap (IRNA) Penyakit Dalam Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Sains Farmasi & Klinis. 5(2): Pp.102- 111.

Sitompul, F., Maksum, R., Dan Anton., B. (2015). Evaluasi Penggunaan Antibiotik dengan Metode Gyssens pada Pasien Sroke Rawat Inap di RSUD Koja secara Retrospektif (Periode kjs dan BPJS), Jurnal Kefarmasian Indonesia, 6 (1), 31.

Teixeria L. (2011). Regular physical exercise training assists in preventing type 2 diabetes development: focus on its antioxidant and anti inflammantory properties. Cardiovasc Diabetol; 10(2): 1-15.

Utami Dt, K. D. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien diabetes mellitus dengan ulkus diabetikum. JOM PSIK, 2014; 1(2): 1-7

Yuniftiadi, F., Jati, L, dan Endang, S. (2010). Kajian Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di Intensive Care Unit RSUP Dr. Kariadi Semarang Periode Juli- Desember 2010, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Yusra, A. (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Poli Klinik Dalam Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.




DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v6i2.210

Refbacks

  • There are currently no refbacks.