EVALUASI PENGGUNAAN DAN BIAYA OBAT ANTIDIABETES ORAL PROGRAM RUJUK BALIK DENGAN METODE ATC/DDD & DU 90% DI APOTEK SANA FARMA KABUPATEN KUDUS

DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v8i2.291

Yulia Pratiwi(1*), Iqbal Khabib Asro(2), Wildayanti Wildayanti(3), Mera Putri Pratitis(4), Annis Rahmawaty(5), Aprillia Puspitasari Tunggadewi(6)

(1) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(2) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(3) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(4) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(5) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(6) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(*) Corresponding Author

Abstract


Diabetes melitus merupakan penyakit menahun/kronis berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan pada kadar gula darah melebihi batas normal. Penelitian ini bertujuan untuk Untuk mengetahui pola penggunaan dan biaya obat Program Rujuk Balik (PRB) dengan metode ATC/DDD & DU 90% dan kesesuaian dengan FORNAS PRB di apotek Sana Farma. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah retrospektif, merupakan suatu metode pengumpulan data yang berhubungan dengan masa lalu. Penelitian ini mengggunakan metode ATC/DDD dan DU 90% pada pola pengguanan obat antidiabetes yang dapat menggambarkan frekuensi/kekerapan penggunaan obat antidiabetes oral PRB (Program Rujuk Balik) BPJS di apotek Sana Farma. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Penggunaan obat antidiabetes oral berdasarkan metode ATC/DDD dan DU 90%, diperoleh nilai total DDD/1000 hari rawat jalan sebesar 37718,5 DDD/1000 hari rawat. Penggunaan obat antidiabetes oral DDD/1000 hari rawat dan antidiabetes yang memiliki nilai tertinggi adalah glimepiride sebesar 20568,4 DDD/1000 hari rawat, kemudian diikuti dengan metformin sebesar 8451,1 DDD/1000 hari rawat, dan Biaya penggunaan antidiabetes oral PRB BPJS yang terbesar adalah acarbose 100 mg sebesar Rp. 1.888.380,00. Secara umum konsumsi obat antidiabetes tertinggi di apotek Program Rujukan Balik (PRB) yang termasuk segmen DU 90% penggunaan obat tertinggi meliputi glimepiride (54,53%), metformin (22,40%), akarbose (16,39%), dan gliklazid (4,45%), Sedangkan antidiabetes yang masuk dalam segmen 10% meliputi glikuidon (1,91%) dan glibenklamid (0,32%). Kesesuaian obat dengan FORNAS sudah mencapai 100%.


Keywords


Antidiabetes Oral; ATC/DDD; Diabetes Melitus; DU 90%; FORNAS PRB

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract viewed : 324 times | PDF files downloaded : 228 times

References


ADA (American Diabetes Association). 2020. Standart of Medical care in Diabetes. Endrocrinol Metabolisme 43(1)

Aschner, P. 2017. New IDF Clinical Practice Recommendations for Managing Type 2 Diabetes in Primary Care. International Diabetes Federation 132, 169-170.

Astuti, D & Arfania, M . 2018. Analisis Penggunaan ANtibiotika dengan metode ATC/DDD di Rumah Sakit Swasta Kab Karawang. Jurnal Sains dan Ilmu Farmasi, 3(2), 194-202

BPJS. 2018. Panduan Praktis Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN. BPJS Kesehatan. BPJS. 2018. panduan praktis Program Rujuk Balik Bagi Peserta JKN. BPJS Kesehatan.

Decroli, E. 2019. Diabetes Melitus Tipe 2. Padang : Pusat Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Defirson, & Azizah. 2021. Perbandingan efektivitas obat antidiabetik oral pada pasien diabetes mellitus tipe 2 rawat jalan di Rumah Sakit “X” Kota Jambi. Riset Informasi Kesehatan, 10(2), 134–142.

Dinkes Jateng. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jateng Tahun 2019. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.

Hongdiyanto, A., Yamlean, P. V. Y., & Supriati, S. 2014. Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Inap di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tahun 2013. PHARMACON, 3(2), 77–87.

Imelda S. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya diabetes Melitus di Puskesmas Harapan Raya Tahun 2018. Sci J.8(1):28-39.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Standart Tarif Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan. Jakarta; Kementrian Kesehatan RI

Kemenkes (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019.; 2020. https://pusdatin.kemkes.go.id/resource s/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-indonesia2019.pdf

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Khoirinnisa., Yusmaini, H., & Hadiwiardjo, Y.H. 2020. Perbandingan penggunaan Glibenclamid-Metformin dan Glimepirid-Metformin Terrhadap Efek Samping Hipoglikemia PAsien Diabetes Melitus Tipe-2 di Kota Tangerang Selatan Bulan Januari-Oktober Tahun 2019. Seminar Nasional Riset Kedokteran ( SENSORIK) 1(1):147-154

Komariah, & Rahayu, S. 2020. Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar Gula Darah Puasa pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Klinik Pratama Rawat Jalan Proklamasi, Depok, Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada, 11(1), 41–50.

Made, N., Febby, I., Dewi, P., Agus, I. M., & Wirasuta, G. 2021. Studi Perencanaan Pengadaan Sediaan Farmasi di Apotek X Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016, In. Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences, 11(1), 1–9.

Maulidya, N., & Oktianti, D. 2021. Pola Penggunaan Obat Antidiabetes di Puskesmas Grabag Magelang. Journal of Holistics and Health Science, 3(1), 51–59.

Meisaroh, D., Nasyanka, L.,A., Arizka., H.,E. 2020. Profil Kesesuaian Penulisan Resep Pada Pasien Umum Rawat Inap Dengan Formularium Di Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat Lamongan. Journal of Herbal, Clinical and Pharmaceutical Science (HERCLIPS), 1(02), 24.

NIPH. 2021. Guidelines for ATC classification and DDD assignment 2022. Oslo Norway : Norwegian Institute of Public Health.

PERKENI. 2019. Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. Jakarta : PB. Perkeni.

PERKENI. 2021. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021. Jakarta : PB. Perkeni.

PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2021. Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tie 2 di Indonesia 2021. Jakarta ; PB PERKENI https://pbperkeni.or.id/wp-content/uploads/2021/11/22-10-21-Website-Pedoman-Pengelolaan-dan-Pencegahan-DMT2-Ebook.pdf

Permenkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta : Menteri Kesehatan Republik Indonesia.

Pitasari, N. W., Andayani, T. W., & Wijayanti. 2022. Evaluation of the Use of Antidiabetic Drugs in Patients of Back-Referral Program at the Demak District Pharmacy. JMPF, 12(2), 125–136.

Pitrida, G. 2019. Faktor Resiko Kejadian Diabetes Melitus Terhadap Pasien Yang Datang Berobat Ke Klinik Asri Wound Medan Tembung Tahun 2019. Koleksi KTI D3 Keperawatan, 1–12.

Prihayati, A., & Pujiyanto. 2019. Drug Utilization Pattern and Cost Estimates of Anti-Hypertensive Drugs in Pharmacies Under the National Health Insurance Program. The 6th International Conference on Public Health, 263–269.

WHO. 2019. Classification of Diabetes mellitus. Geneva : World Health Organization.

WHO. 2023. Guidelines for ATC Classification and DDD assignment. Oslo : Norwegian Institute of Public Health.




DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v8i2.291

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Journal Indexed by:

Google Scholar OneSearch Garuda Ristekdikti PKP Index Crossref

Copyright of Cendekia Journal of Pharmacy. ISSN: 2599-2163 (Print) dan 2599-2155 (Online).

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 2.0 Generic License. Web
Analytics View My Stats