POLA PERESEPAN ANTIBIOTIK UNTUK PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI KLINIK X KOTA SEMARANG

DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v8i1.275

Wulan Kartika Sari(1*), Yustisia Dian Advistasari(2), Novi Elisa(3)

(1) Stifar Yayasan Pharmasi Semarang Jl. Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo KM.1 Plamongansari Pucanggading Semarang
(2) Stifar Yayasan Pharmasi Semarang Jl. Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo KM.1 Plamongansari Semarang
(3) Stifar Yayasan Pharmasi Semarang Jl. Letnan Jendral Sarwo Edhie Wibowo KM.1 Plamongansari Semarang
(*) Corresponding Author

Abstract


Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) merupakan 10 penyakit terbanyak di Indonesia. Penyakit ISPA diawali dengan gejala demam, batuk selama kurang lebih jangka waktu 2 minggu, pilek atau hidung tersumbat dan sakit tenggorokan. Penyebab ISPA dapat berasal dari berbagai mikroorganisme yakni bakteri dan virus. Beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran infeksi saluran pernafasan atas diantaranya faktor lingkungan, perilaku masyarakat yang kurang baik terhadap hygne dan sanitasi diri, keluarga, dapat pula dari kurangnya asupan makanan yang bergizi serta menurunnya imunitas tubuh  Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan periode pengambilan data Januari hingga Juni 2023 yang bertempat di Klinik X di Kota Semarang, Jawa Tengah dengan periode pengambilan data Januari hingga Juni 2023. Subyek penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak 3945 pasien. Karakteristik pasien dalam penelitian kemudian dikategorikan berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil  laki laki 46,24% dan perempuan 53,76%, perempuan lebih sigap, tanggap, cekatan serta memiliki kepekaan, kepedulian, perhatian yang lebih terhadap kesehatan dan lingkungan sekitarnya. Pasien dengan penderita ISPA banyak terjadi pada retang usia secara berturut turut 0 -12 th (34,63%), 13-25 th (15,59%), 26-38 th (17,79%), 39-51th (20,51%) dan 52-60 th (11,48%). Usia 0 sampai 12 tahun memiliki persentase tertinggi hal ini dikarenakan penyakit ISPA berhubungan dengan adanya kemampuan imunitas tubuh terhadap serangan bakteri atau virus. Bentuk sediaan antibiotik yang banyak diresepkan oleh dokter yakni syrup (12,09%), pulveres (21,88%), tablet (66.03%). Antibiotik yang banyak diresepkan oleh dokter yakni amoxycillin (54,90%), kloramfenikol (25,63%), thiamphenicol (8,04%), ciprofloxacin (10,70%) dan sefadroxil 0,74%). Pemilihan amoxycillin dalam terapi ISPA dikarenakan amoxycillin memiliki mekanisme kerja dalam kondisi tertentu sebagai bakteriostatik dapat pula bersifat bakterisid yakni dengan cara merusak dinding sel pada bakteri yang mengandung mucoprotein kompleks terhadap mikroba. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa pada klinik X penyakit ISPA banyak terjadi pada pasien perempuan dan antibiotik yang paling banyak diresepkan adalah amoxycillin tablet 500 mg.

Keywords


Aantibiotik ISPA; peresepan; klinik x; kota semarang

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract viewed : 60 times | PDF files downloaded : 57 times

References


Akhtar, A. et al. (2021) ‘Respiratory-tract infections among geriatrics?: prevalence and factors associated with the treatment outcomes’, Therapeutic Advances in Respiratory Disease, 15, pp. 1–9. doi:10.1177/https.

Andiarna, F., Irul, H. and Eva, A. (2020) ‘Pendidikan Kesehatan tentang Penggunaan Antibiotik secara Tepat dan Efektif sebagai Upaya Mengatasi Resistensi Obat’, Journal of Community Engagement and Employment, 2(1), pp. 15–22.

Asghar, R. et al. (2008) ‘Chloramphenicol versus ampicillin plus gentamicin for community acquired very severe pneumonia among children aged 2-59 months in low resource settings: Multicentre randomised controlled trial (SPEAR study)’, Bmj, 336(7635), pp. 80–84. doi:10.1136/bmj.39421.435949.BE.

Dewan Perwakilan Rakyat RI (2023) ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan’, Undang-Undang, (187315), pp. 1–300. Available at: https://peraturan.bpk.go.id/Details/258028/uu-no-17-tahun-2023.

Dewi, R., Sutrisno, D. and Medina, F. (2020) ‘Evaluasi Penggunaan Antibiotik Infeksi Saluran Pernapasan Atas pada Anak di Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi Tahun 2018 Evaluation of Antibiotic Use for Upper Respiratory Tract Infections in Children in Olak Kemang Public Health Center , Jambi in 2018’, Jurnal Farmasi Indonesia Pharmacy, 17(01), pp. 158–171.

Ekasari, D.P. and Hastuti, D. (2022) ‘Rasionalitas Peresepan Antibiotika Pada Pasien di Klinik Telkomedika Health Center Yogyakarta’, Jurnal Kesehatan Tambusai, 3(1), pp. 217–225.

Hidayati, I.R. and Rachmawati, H. (2008) ‘Pola Peresepan Antibiotika Pada Kasus Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Klinik X di Kota Malang Pada Bulan Mei-Desember 2008’.

Iskandar, A., Tanuwijaya, S. and Yuniarti, L. (2015) ‘Hubungan Jenis Kelamin dan Usia Anak Satu Tahun Sampai Lima Tahun dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)’, Global Medical & Health Communication (GMHC), p. 1. doi:10.29313/gmhc.v3i1.1538.

Kemenkes RI (2018) ‘Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018’, Kementrian Kesehatan RI, 53(9), pp. 1689–1699.

Khairunissa R, Hajrah, R.R. (2016) ‘Profil Penggunaan Antibiotik Pada Pasien ISPA di Beberapa Puskesmas Kota Samarinda’, Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian ke 4 Samarinda, 4, pp. 316–321. doi:10.36590/jika.v3i3.133.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2021) ‘Pedoman Penggunaan Antibiotik’, in Permenkes RI No 28 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik, pp. 1–97. Availableat:https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1658480966_921055.pdf.

Pradina, N.U. and Hanifa, D.N.C. (2022) ‘Gambaran Kesesuaian Peresepan Antibiotik dan Pola Peresepan Berdasarkan Indikator an Pola Peresepan Berdasarkan Indikator WHO (World Health Organization ) pada Pasien Dewasa di Puskesmas Temindung Samarinda Tahun 2020’, Borneo Student Research, 3(2), pp. 2217–2226. Available at: https://journals.umkt.ac.id/index.php/bsr/article/view/2827/1282.

Putra, Y. and Wulandari, S.S. (2019) ‘Faktor Penyebab Kejadian Ispa’, Jurnal Kesehatan, 10(1), p. 37. doi:10.35730/jk.v10i1.378.

Rikomah, S.E., Novia, D. and Rahma, S. (2018) ‘Gambaran Penggunaan Antibiotik Pada Pasien Pediatri Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa) Di Klinik Sint. Carolus Bengkulu’, Jurnal Ilmiah Manuntung, 4(1), pp. 28–35. doi:10.51352/jim.v4i1.134.

Rizka, S.R., S. Susanti, D. and Nurwantoro (2019) ‘Pengaruh Jenis Pemanis Yang Berbeda Terhadap Viskositas dan Nilai pH Sirup Ekstrak Daun Jahe (Zingiber officinale)’, Teknologi Pangan, 3(1), pp. 152–154.

Rochjana, A.U.H. et al. (2019) ‘Masalah Farmasetika dan Interaksi Obat pada Resep Racikan Pasien Pediatri: Studi Retrospektif pada Salah Satu Rumah Sakit di Kabupaten Bogor’, Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 8(1). doi:10.15416/ijcp.2019.8.1.42.

Sari, I.P., Rahma, K. and Sari, D.P. (2022) ‘Penggunaan Antibiotik untuk Pengobatan Infeksi Saluran Kemih (ISK) Bagian Atas pada Pasien BPJS Rawat Jalan’, Binawan Student Journal (BSJ), 4(3), pp. 8–12.

Sari, W.K., Advistasari, Y.D. and Prasetyaningrum, E. (2023) ‘Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Di Apotek Wilayah Semarang Timur Tahun’, Jurnal Ilmu Kefarmasian Lumbung Farmasi, 4(1), pp. 198–204. Available at: https://journal.ummat.ac.id/index.php/farmasi/article/view/11884.

Sari, W.M., Listyani, T.A. and Khasanah, I.N. (2023) ‘Analisis Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Rawat Jalan Di RSUD DR. Moewardi Surakarta’, Jurnal Ilmiah Farmasi Para Pemikir, 12(3), pp. 439–445.

Yulyani, O. et al. (2015) ‘Uji Sensitivitas Amoksisilin dan Eritromisin terhadap Infeksi Sekunder dari Spesimen Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Sensitivity Test of Amoxicillin and Erythromycin againts Secondary Infections from Acute Respiratory Infection Speciments)’, e-Jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), pp. 18–23.

Zaini, M. et al. (2019) ‘Pola Persepan Antibiotik Pada Pasien Pneumonia Di Poli Anak Rsud Dr. H. M. Ansari Saleh Banjarmasin Tahun 2017’, Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 2(1), pp. 138–148. doi:10.36387/jifi.v2i1.306.




DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v8i1.275

Refbacks

  • There are currently no refbacks.