FORMULASI DAN PENENTUAN NILAI SPF (Sun Protection Factor) SEDIAAN KRIM MINYAK BIJI KELOR (Moringa oleifera L.)

DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v7i1.205

Dessy Erliani Mugita Sari(1*), Ricka Islamiyati(2)

(1) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(2) Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus
(*) Corresponding Author

Abstract


Minyak biji kelor mengandung asam lemak tak jenuh yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Moringa Seed Oil atau minyak biji kelor merupakan minyak yang berasal dari ekstrak biji kelor (Moringa oleifera L.) yang banyak mendapatkan perhatian industri obat, kosmetik dan pangan, sebagai Sun Protection Factor atau SPF. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik dan nilai SPF minyak biji kelor (Moringa oleifera L.). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium dengan analisis deskriptif. Minyak biji kelor yang diformulasikan dalam sediaan vanishing cream dengan variasi perbedaan konsentrasi minyak biji kelor yaitu F1 basis, F2 2%, F3 4% dan F4 6%. Sediaan vanishing cream dievaluasi sifat fisiknya seperti organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, daya lekat, viskositas dan SPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sifat fisik krim minyak biji kelor yang meliputi homogenitas meliputi F1,F2,F3 dan F4 krim memenuhi syarat homogen tidak adanya butiran kasar. Organoleptis meliputi F1,F2,F3 dan F4 krim berwarna putih tulang, bau khas oleum rosae, bentuknya semi padat, lembut,tidak lengket dan sedikit berminyak. pH meliputi F1,dengan rata-rata 6, F2,F3,F4 dan F5 dengan rata-rata 5 memenuhi syarat pH yang baik yaitu antara 4,5-8. Daya sebar meliputi F1 dengan rata-rata 6,3 cm, F2 dengan rata-rata 6,5 cm, F3 dengan rata-rata 6,6 cm dan F4 dengan rata-rata 6,6 cm memenuhi syarat daya sebar yang baik yaitu antara 5-7 cm. Daya lekat meliputi F1 dengan rata-rata 4,85 detik, F2 dengan rata-rata 5,27 detik, F3 dengan rata-rata 6,69 detik dan F4 dengan rata-rata 8,17 detik memenuhi syarat daya lekat yang baik yaitu >4 detik. Viskositas meliputi F1 dengan rata-rata 20221,2 cPs, F2 dengan rata-rata 20230,6 cPs, F3 dengan rata-rata 20237,5 cPs, dan F4 dengan rata-rata 20241,1 cPs memenuhi syarat viskositas yang baik yaitu antara 4000-40.000 cPs. Sedangkan klasifikasi kekuatan dari nilai SPF krim minyak biji kelor termasuk dalam penggolongan SPF sedang (medium) yaitu antara 12-19

Keywords


Minyak Biji Kelor (Moringa oleifera L.), Krim Minyak Biji Kelor, Karakteristik dan nilai SPF (Sun Protection Factor) krim.

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract viewed : 384 times | PDF files downloaded : 478 times

References


Adi,W. & Zulkarnain,A.K. (2015). Uji spf in vitro dan sifat fisik beberapa produk tabir surya yang beredar di pasaran. Majalah Farmasetik. 11(965). 275–283.

Agustin,R., Oktadefitri,Y., & Lucida,H. (2013). Formulasi krim tabir surya dari kombinasi etil p–metoksisinamat dengan katekin. Prosiding Seminar Nasional Kimia. Bandung: Universitas Jenderal Achmad Yani. 184–198.

Aminah,S., Ramdhan,T., & Yanis,M. (2015). Kandungan nutrisi dan sifat fungsional tanaman Kelor (Moringa oleifera). Buletin Pertanian Perkotaan. 5(30). 35–44.

Azkiya, Z., Ariyani, H., & Nugraha, T.S. (2017). Evaluasi sifat fisik krim ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc . Var . Rubrum) sebagai anti nyeri. Journal of Current Pharmaceutica Sciences. 1(1). 12-18

Dzakwan,M., Priyanto,W., & Ekowati,D. (2019). Nanoenkapsulasin minyak biji kelor. Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa. 2(2).84 –92.

Ismail, I., Handayany,G.N., Wahyuni, D., & Juliandri. (2014). Formulasi dan penentuan nilai spf (sun protecting factor) sediaan krim tabir surya ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.). Jurnal Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. 2(1). 6–11.

Lamusu, D. (2007). Uji organoleptik jalangkote ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai upaya diversifikasi pangan. Jurnal Pengolahan Pangan. 3(1). 9– 15.

Lumentut, N., Jaya, H. & Melindah, E. (2018). Formulasi dan uji stabilitas fisik sediaan krim ekstrak etanol kulit buah pisang goroho (Musa acuminafe L .) konsentrasi 12 . 5 % sebagai tabir surya. Jurnal MIPA, 9(2). 42–46.

Maulidia (2010). Uji efektivitas dan fotostabilitas krim ekstrak. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Naibaho,O.H, Yamlean,P.V.Y, & Wiyono,W. (2013). Pengaruh basis salep terhadap formulasi sediaan salep ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) pada kulit punggung kelinci yang dibuat infeksi Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmas, 2(02). 27–34.

Nasir, S., Soraya, D.S., & Pratiwi, D. (2010). Pemanfaatan ekstrak biji kelor (Moringa oleifera) untuk pembuatan bahan bakar nabati. Jurnal Teknik Kimia. 17(3). 29–34.

Nazliniwaty, N. A. & Purba, D. (2017). Lipstick formulation using natural dye from etlingera elatior (jack) r.m.sm. extract. Journal of Pharmaceutics and Pharmacology, 1(2). 87–94.

Puspitasari, A. D., Mulangsri, D.A.K., & Herlina (2018). Formulasi krim tabir surya ekstrak etanol daun kersen (Muntingia calabura L.) untuk kesehatan kulit. Media Litbangkes, 284(4). 263–270.

Putri,S.H., Ardiansah, I., & Hanidah, I. (2018). Antioksidan pada produk tahu hasil koagulasi menggunakan biji kelor (Moringa oleifera L.). Jurnal Teknotan, 12(1). 73-78.

Rosman (2015) Formulasi dan uji stabilitas krim tabir surya ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum santum L.,).Skripsi. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin.

Salimi,Y.K., Ischak, N.I., & Ibrahim, Y. (2015). Karakterisasi asam lemak hasil hidrolisis pada minyak biji kelor (Moringa oleifera) dengan metode kromatografi gas-spektroskopi massa. Jambura Journal Of Chemistry, 1(1). 6–14.

Shovyana, H.H. & Zulkarnain, A.K. (2013). Stabilitas fisik dan aktivitas krim w/o ekstrak etanolik buah mahkota dewa (Phaleria macrocarph(scheff.) boerl) sebagai tabir surya. Traditional Medicine Journal, 18(2). 110.




DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v7i1.205

Refbacks

  • There are currently no refbacks.