ANALISIS EFEK SAMPING KANAMISIN DAN KAPREOMISIN TERHADAP FUNGSI GINJAL PADA PASIEN TB RO DI RSUD DR. SOETOMO

DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v7i1.195

Syefi Nuraeni Fitriana(1), Bambang Subakti Zulkarnain(2*), Herri Yulimanida(3)

(1) Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
(2) Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
(3) Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga
(*) Corresponding Author

Abstract


Tingginya efek samping dan lamanya terapi pengobatan TB resisten menjadi kendala utama dalam keberhasilan terapi TB resisten. Salah satu efek samping obat yang serius dan dapat mengancam jiwa adalah gangguan ginjal. Kanamisin dan kapreomisin merupakan obat TB MDR yang dapat menyebabkan efek samping gangguan ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui insidensi efek samping hipokalemia dan nefrotoksik pada pasien TB MDR, berapa lama onsetnya, dan bagaimana cara pengatasannya. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dari rekam medis pasien di poli rawat jalan TB MDR RSUD dr. Soetomo Surabaya selama periode Januari 2018-Juni 2020. Didapatkan 183 rekam medis pasien dan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 112 rekam medis. Efek samping yang diteliti adalah hipokalemia dan nefrotoksik yang dianalisis berdasarkan kadar kalium dan serum kreatinin. Hasil penelitian menunjukkan efek samping terhadap gangguan ginjal lebih banyak ditemukan pada kelompok pasien yang menggunakan kapreomisin dibandingkan pada kelompok pasien yang menggunakan kanamisin, yaitu hipokalemia 70,45% dan nefrotoksik 30,23% pada kelompok kapreomisin, sedangkan pada kelompok kanamisin hipokalemia 38,24% dan nefrotoksik 20,29%.


Keywords


kanamisin, kapreomisin, TB MDR, gangguan ginjal

Full Text:

PDF

Article Metrics

Abstract viewed : 319 times | PDF files downloaded : 311 times

References


A. L. Magno, B. K. Ward, dan T. Ratajczak. (2011). The calcium-sensing receptor: A molecular perspective, Endocr. Rev., vol. 32, no. 1, hal. 3–30, doi: 10.1210/er.2009-0043.

A. Y. Soeroto et al., (2019). Comparison of Serum Potassium, MagnEsium, and Calcium Levels between Kanamycin and Capreomycin-BASEd Regimen-Treated MultiDrug-Resistant TuBerculosis Patients in Bandung (CEASE MDR-TB): A Retrospective Cohort Study, Int. J. Microbiol., vol. 2019, doi: 10.1155/2019/5065847.

B. R. Nailul Izza. (2013). Peningkatan tuberkulosis di puskesmas pacarkeling, surabaya tahun 2009-2011, Bul. Penelit. Sist. Kesehat., vol. 16, no. 1, hal. 29–37.

C. Purnasari, M. A. Manggau, dan H. Kasim. (2019). Studi Pengaruh Dosis Dan Lama Penggunaan Terapi Aminoglikosida Terhadap Fungsi Ginjal, Maj. Farm. dan Farmakol., vol. 22, no. 3, hal. 76–80, doi: 10.20956/mff.v22i3.5807

Dinkes Jatim. (2018). Profil Kesehatan Jawa Timur 2018.

F. S. Nugroho, Z. Shaluhiyah, dan S. Adi. (2018). Gambaran Perilaku Pengobatan Pasien Tb Mdr Fase Intensif Di Rs Dr Moewardi Surakarta, J. Kesehat., vol. 11, no. 1, hal. 32–42, doi: 10.23917/jk.v11i1.7003.

H. Adam dan M. Tahun. (2017). Diabetes Melitus Di Rumah Sakit Umum Pusat Program Studi Pendidikan Dokter.

I. Wijaya. (2015). Continuing Medical Education Tuberkulosis Paru pada Penderita Diabetes Melitus, Cdk-229, vol. 42, no. 6, hal. 412–417.

J. M. Lopez-Novoa, Y. Quiros, L. Vicente, A. I. Morales, dan F. J. Lopez-Hernandez. (2011). New insights into the mechanism of aminoglycoside nephrotoxicity: An integrative point of view, Kidney Int., vol. 79, no. 1, hal. 33–45, doi: 10.1038/ki.2010.337.

J. Suparyatmo, R. AS, Harsini, dan Sukma. (2014). Kalium di Multi Drug Resistance Tuberkulosis dengan Pengobatan Kanamisin, Indones. J. Clin. Pathol. Med. Laboratoty, vol. 21, no. 1, hal. 16–19, [Daring]. Tersedia pada: file:///C:/Users/USER/Downloads/1009-1744-1-SM.pdf.

K. A. Wargo dan J. D. Edwards. (2014). Aminoglycoside-induced nephrotoxicity, J. Pharm. Pract., vol. 27, no. 6, hal. 573–577, doi: 10.1177/0897190014546836.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Panduan Pelayanan Tuberkulosis Resistan Obat Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan, no. 3, hal. 40.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014, vol. 1227, no. July.

L. Amalia, I. M. Zulfa, dan A. Y. Soeroto. (2016). Comparative study of kanamycin and capreomycin on serum potassium level of multidrug resistance tuberculosis patients at a hospital in Bandung, Indonesia, Int. J. Pharm. Pharm. Sci., vol. 8, no. 1, hal. 307–310.

M. E. Huth, A. J. Ricci, dan A. G. Cheng. (2011). Mechanisms of Aminoglycoside Ototoxicity and Targets of Hair Cell Protection, Int. J. Otolaryngol., vol. 2011, hal. 1–19, doi: 10.1155/2011/937861.

Reviono, P. Kusnanto, V. Eko, H. Pakiding, dan D. Nurwidiasih. (2014). Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR-TB): Tinjauan Epidemiologi, Maj. Kedokt. Bandung, vol. 46, no. 4, hal. 189–196.

Reviono. (2018). TUBERCULOSIS : Unfinished Battle Melawan Efek Samping Pada Kasus TB. UNS Press, hal. 1–213.

S. Shin et al., (2004). Hypokalemia among patients receiving treatment for multidrug-resistant tuberculosis, Chest, vol. 125, no. 3, hal. 974–980, doi: 10.1378/chest.125.3.974.

Soelistijo SA, Lindarto D, Decroli E, Permana H, Sucipto KW, Kusnadi Y. (2021). Pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia 2021. hal. 46.

World Health Organization. (2020). Global Tuberculosis Report 2019.




DOI: https://doi.org/10.31596/cjp.v7i1.195

Refbacks

  • There are currently no refbacks.